Sunday, February 15, 2015

Konstruksi Sarang Laba Laba

Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)  merupakan sistem pondasi bangunan bawah yang kokoh dan ekonomis, dengan memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi.

Sistem pondasi ini ditemukan pada tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dengan mendapatkan paten nomor 7191, lisensi dan pengembangan oleh PT. Katama Suryabumi. Sistem pondasi ini mulai diterapkan di proyek-proyek sejak tahun 1978. Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah.

Ada dua prinsip yang dikembangkan pada KSLL ini; pertama,  dengan memamfaatkan tanah  sebagai bagian dari struktur pondasi. Pemamfaatan tanah yang mencapai 90% bahan konstruksi ini membuat KSLL menjadi lebih ekonomis, dengan menghemat penggunaan beton dan besi beton. Kedua, menyatukan elemen-elemen pada sistem pondasi menjadi satu kesatuan fungsi yang harmonis dan monolit. Dengan demikian jika terjadi penurunan yang terjadi bukan sebagian, tetapi seluruhnya.

Kotak Beton Raksasa Terbalik

Konstruksi Sarang Laba-Laba adalah sistem konstruksi pondasi bawah (sub struktur) yang merupakan sistem kombinasi antara sistem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Kombinasi ini berakibat adanya kerjasama timbal balik yang saling menguntungkan.

Plat beton pipis menerus itu pada bagian bawahnya dikakukan oleh rib-rib  tegak tipis yang relatif tinggi, sehingga secara menyeluruh bentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku tersebut diatur membentuk petak-petak segitiga, dari tampak atas, dengan hubungan kaku (rigit). Rib-rib ini terbuat dari beton bertulang. Rongga yang ada di bawah plat di antara rib-rib diisi dengan lapisan perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm. Konstruksi ini menyerupai kotak beton raksasa terbalik.



                               Proses pengerjaan bekisting rib-rib

                                Rib-rib setelah dicor



Ada tiga jenis rib, yaitu:

  • Rib Settlement, rib ini memiliki ketinggian 200 cm s.d. 300 cm, dengan ketebalan 10 s.d. 15 cm yang berfungsi untuk mengatasi settlement. Posisi rib ini selalu mengelilingi gedung dibatasi setiap 200 m2. Rib ini melindungi saat terjadi penurunan dengan cara menjaga tanah menyebar kesamping.
  • Rib Konstruksi, berfungsi untuk menyebarkan gaya pengkaku plat pondasi dan pelindung tanah yang telah dipadatkan. Pada satu kolom dibagi 8 rib konstruksi dengan pola diagonal. Tinggi rib konstruksi berkisar dari 50 cm s.d. 150 cm dengan ketebalam 10 cm s.d. 15 cm. 
  • Rib Pembagi, jika jarak kolom lebih dari enam meter, diperlukan rib pembagi yang lebih pendek dibandingkan dengan rib konstruksi. Jadi mekanisme penyaluran beban adalah: kolok - rib - plat - tanah perbaikan terus disalurkan ke tanah pemikul.
Dalam penggunaannya sebagai pondasi yang memikul beba-beban terpusat/kolom, maka sub rib-rib diatur agar 
titik pertemuan yang berhimpitan dengan titik kerja beban/kolom. Pada kondisi yang umum, peil plat lantai/penutup KSLL diletakkan pada peil nol bangunan (atau sedikit di bawah peil nol bangunan). Dengan bentuk dan sistem konstruksinya seperti itu, makan KSLL telah membentuk suatu lapisan batu karang yang cukup tebal, sehingga memiliki kekakuan dan kemampuan daya dukung yang cukup tinggi.

Sistem kerja KSLL berbeda dengan sistem pondasi yang lain. Pada sistem-sistem pondasi langsung yang lain, pada umumnya perbaikan tanah asli mendahului pekerjaan pondasi. Akibatnya, untuk daerah dimana permukaan air tanahnya tinggi, membuat perbaikan tanah menjadi sulit. Selain itu, kepadatan tanah yang dihasilkan kurang memuaskan. Sehingga dengan daya dukung tanahnya rendah resiko differensial settlement menjadi besar.

Pada sistem KSLL, rib-rib konstruksinya dikerjakan mendahului pekerjaan perbaikan tanah. Ukuran rib-rib yang tinggi, membuat perbaikan tanah menjadi lebih mudah, murah dan sempurna. Mudah, karena perbaikan tanah yang dipadatkan berada di dalam petak-petak segitiga, sehingga tidak memungkinkan berpindah-pindah saat pemadatan. Murah, karena alat yang digunakan cukup tamping rammer yang kecil. Sempurna, karena pada umumnya hasil pemadatan mencapai batas yang disyaratkan.

Pada daerah-daerah yang air tanahnya tinggi, biasanya pekerjaan di bawah muka air tanah hanya mencapai 1/2 bagian dari rib settlement. Hal ini dapat diatasi dengan mudah karena luas galian yang relatif sedikit dan membentuk selokan memanjang; sehingga tidak terlalu sulit untuk membendung bagian-bagian yang sedang dilaksanakan, untuk kemudian dipompa airnya.

Sedangkan untuk pengecoran rib konstruksi dan setengah bagian rib settlement bagian atas, pada umumnya tidak mengalami  kesulitan, karena praktis seluruh pekerjaan akan dilaksanakan di atas muka air tanah.


Keuntungan Teknis Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)

Konstruksi Sarang Laba-laba ini mempunyai keuntungan, antara lain:
  • Sistem pondasi mempunyai kekakuan ( Rigidity) jauh lebih tinggi dan bersifat monolit dibanding dengan sistem pondasi dangkal lainnya.
  • Plat Konstruksi  Sarang Laba-Laba didesain berfungsi ganda untuk plat pondasi, septictank, bak reservoir, lantai, pondasi tangga, kolom praktis dan dinding.
  • Rib konstruksi KSLL berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya yang bekerja pada kolom. 
  • Pekerjaan pondasi memerlukan waktu yang singkat karena memakai sisten ban berjalan dan padat karya yang sederhana dan tidak menuntuk keahlian tinggi.
  • Pembesian rib dan plat cukup dengan pembesian minimum, 100 kg - 150 kg/m3 volume beton rata-rata 0,20 - 0,45 m3 beton/m2.
  • Pondasi sistem KSLL akan menjadi suatu sistem struktur bawah sangat kaku dan kokoh serta aman terhadap penurunan dan gempa.
  •  Memamfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai struktur bawah dengan komposisi  lebih kurang 85% tanah dan 15% beton.
  • Sistem ini berhasil menjawab dilem yang timbul pada pondasi untuk gedung-gedung yang bertingkat tanggung antara 2 sampai dengan 8 lantai, yang didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan untuk tanah dengan daya dukung baik bisa digunakan lebih dari 8 lantai.
  • Untuk gedung yang  menggunakan basement, biaya konstruksi basement bisa dihemat, karena pondasi bisa berfungsi ganda sebagai lantai dan dinding basement.
  • Kemampuan memikul beban cukup tinggi. Untuk kondisi tanah yang kurang baik, misalnya tanah 0,4 kg/cm2, sistem ini mampu untuk memikul beban titik/kolom sampai 750 ton.

Sekian, dan terima kasih atas kunjungannya. Semoga ada mamfaatnya.




sumber : Brosur Pondasi Sistem Konstruksi Sarang Laba-Laba 
              oleh PT. Katama Suryabumi sebagai pemegang patent.
image   : google image
 

Konstruksi Ramah Gempa

Agus B Sutopo dari PT Katama Suryabumi, pemegang paten konstruksi ramah gempa Sarang Laba-Laba mengatakan, konstruksi di daerah gempa harus telah teruji terhadap gerakan horisontal dan vertikal. Bicara masalah gempa berarti bicara mengenai bangunan.

Agus mengatakan, seperti peristiwa gempa Aceh pada 26 Desember 2004 lalu, bangunan yang menggunakan konstruksi sarang laba-laba masih kokoh berdiri sampai saat ini. Beberapa bangunan itu diantaranya Gedung Taspen, Gedung Jiwasraya, gedung SMK 3, gedung Dinas Perhubungan, RSUD Simeulue, Dinas Kesehatan Simeulue, dan kantor Bappeda Simeulue. Setelah bencana itu, kini bangunan yang menggunakan konstruksi karya anak bangsa itu diantaranya Stadion Olahraga Simeulue, Kantor Kejati NAD, Labkesda Banda Aceh, dan lain-lainnya.

Konstruksi Sarang Laba-Laba juga telah teruji gempa di Padang, Sumatra Barat, pada 2009. Beberapa diantaranya meliputi kantor DPRD, Dinas SDA, Kantor TVRI, Basko Mall Padang, sejumlah fakultas dan masjid di Universitas Negeri Padang, Universitas Bung Hatta, Rusunawa Andalas, Hotel Sijunjung, dan Hotel Kharisma (Bukit Tinggi).

Filosofi konstruksi sarang laba-laba, jelas Agus B Sutopo, merupakan konstruksi pondasi dangkal yang kaku, kokoh, menyeluruh tetapi ekonomis dan ramah gempa.

"Konstruksi ini dirancang untuk mampu mengikuti arah gempa baik horisontal maupun vertikal karena menggunakan media tanah sebagai bagian dari struktur pondasi," jelas Agus kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (18/11/2013).

Sebelumnya, pada seminar bertajuk mitigasi bencana diselenggarakan Universitas Nasional Jakarta (UNJ), Kamis (14/11/2013) lalu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif meminta kepada daerah di wilayah gempa untuk meningkatkan pengawasan bangunan. Menurut dia, bicara masalah gempa berarti bicara mengenai bangunan.

Syamsul mengatakan, sejauh ini justru bangunan sekolah di daerah gempa yang menggunakan konstruksi tahan gempa. Selain dapat memberikan perlindungan bagi penghuninya, bangunan ini juga dapat dipakai sebagai tempat evakuasi saat terjadi bencana.

Ia berharap, Pemda secara berkala harus memberikan edukasi tidak hanya ke masyarakat, tetapi juga kepada siswa sekolah mengenai mitigasi yang kerap terjadi di daerahnya. Di Jepang, kebijakan mitigasi bencana sangat ketat bahkan untuk mendirikan bagunan baru prosedurnya sangat ketat dan harus dipatuhi.

Konstruksi tahan gempa

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banyak Pemda di kawasan rawan bencana masih lemah dalam membuat peraturan (Perda) mengenai mitigasi bencana. Aturan tersebut termasuk soal implementasi tata ruang berbasis gempa, dalam upaya mengendalikan izin dan pengawasan bangunan tahan gempa. Sutopo mengatakan, masih banyak rumah dan bangunan di Indonesia yang belum sesuai konstruksi tahan gempa padahal terletak di lokasi rawan bencana.

"Memang, ada kendala karena biayanya lebih mahal untuk membangun konstruksi tahan gempa, tetapi seharusnya hal tersebut bukan persoalan apabila melihat bangunan rumah tahan gempa sebagai investasi," kata Sutopo kepada Antara. 

Tak heran, lanjut Sutopo, seringkali ditemui setiap kali terjadi gempa selalu muncul banyak korban.

"Ini juga terkait dengan sosial budaya masyarakat di daerah bencana," jelasnya.

Ia mengakui, sampai saat ini banyak masyarakat masih mengadopsi konstruksi biasa atau standar pada hunian mereka di kawasan rawan gempa.

Sementara itu,ahli gempa dari Universitas Osaka Jepang, Yasushi Sanada, membenarkan adanya prosedur yang sangat ketat. Hal itu dilakukan karena pemerintah Jepang sangat perhatian terhadap keselamatan penghuninya di negara yang kerap dilanda bencana.



source: ( http://properti.kompas.com/read/2013/11/18/1855072/.Sarang.Laba-laba.Konstruksi.Ramah.Gempa)

Eko Arsitektur

Ekologi arsitektur adalah keselarasan antara bangunan dengan alam sekitarnya, mulai dari Atmosfer, biosfer, Lithosfer serta komunitas. Unsur-unsur ini berjalan harmonis menghasilkan kenyaman, kemanan, keindahan serta ketertarikan. Eko arsitektur telah lama diterapkan di Eropa, Amerika dan Asia tentunya, dimulai dengan perencanaan resort, villa, lodge, dan taman yang bertujuan sebagai tempat peristirahatan, rekreasi, camping ground,atau lainnya, sementara nilai – nilai ekologi adalah kewajiban yang dibawa ke dalamnya. Namun, setelah semakain banyak timbulnya bencana, nilai-nilai ekologi diterapkan kembali sebagai suatu prioritas.
Eko berasal dari kata ekologi yang artinya adalah lingkungan (lingkungan yang terpelihara mulai dari Atmosfer, Biosfer, dan Lithosper), sedangkan Arsitektur adalah, suatu bentuk atau masa, atau juga tata ruang yang terencana secara fungsional yang direncanakan oleh arsitek serta disiplin ilmu lain yang terlibat di dalamnya, maka Eko Arisitektur adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tidak hanya bentuk masa bangunan, material, tata ruang ataupun nilai kearifan lokal yang ada, namun juga kepedulian kita sendiri terhadap bangunan tersebut, bagaimana kita mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut,bagaimana kita mengelolanya, dan bagaimana kita merawatnya. 
Eko Arsitektur berfungsi sebagai sarana edukasi serta analisis untuk mewujudkan fasilitas fisik berwawasan lingkungan, dengan dilakukannya perencanaan secara Eko Arsitektur, maka akan terwujudkan keselarasan antara fasilitas fisik dengan Lingkungan.
Tujuan Bangunan yang berwawasan Lingkungan
Bangunan yang berwawasan lingkugan adalah bangunan yang peka terhadap lingkungan tempatnya didirikan. Tujuannya adalah memberikan pendidikan dan contoh bahwa bangunan itu didirikan dengan pertimbangan yang berpihak kepada lingkungan. Berikut beberapa tujuan prioritas dalam mendirikan bangunan yang berwawasan ekologi: 
  • Sebagai contoh atau panutan bagi masyarakat  umum bahwa betapa pentingnya studi lingkungan sebelum mendirikan bangunan
  • Memberikan arahan pada masyarakat tentang  bentuk bangunan yang sesuai dengan lingkungan serta budaya sekitar
  • Memberikan contoh bagaimana perletakan tapak bangunan tanpa menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap lingkungan
  • Mengikutsertakan masyarakat dalam proses pembangunan, sehingga masyarakat dapat belajar, dan terciptanya peningkatan ekonomi lokal
  • Memberikan contoh yang benar akan pengelolaan serta perawatan bangunan ekologi, baik itu fisik bangunannya, pengelolaan limbahnya, pengelolaan sumber kebutuhan serta energi sehari-hari, pengelolaan vegetasinya, dan yang terpenting adalah perilaku manusianya
  • memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar untuk merawat sumber material lokal,dan mengajak masyrakat untuk dapat memahami cara merawat, menggunakan serta mamanfaatkan sumber material lokal

source: (http://mynameisdhju.tumblr.com/post/34439334788/definisi-ekologi-arsitektur-dan-pengaruh-ekologi)

Rumah Tradisional China

GAYA RUMAH TRADISIONAL CHINA

Tempat tinggal Cina Tradisional mencerminkan kebudayaan nasional, sub-budaya wilayah tertentu dan kelompok etnis di dalamnya.
Arsitektur domestik tradisional Cina telah lima gaya utama. Ada senyawa dengan halaman (Si dia yuan) terlihat di Cina utara, Petani Gua (Yao dong) di Provinsi Shaanxi Utara dan Bangunan Farthen (lou tu) di tenggara provinsi Fujian China, rumah panggung yang mungkin berada di lereng curam atau memproyeksikan diatas air (Diao lou jiao) di Cina selatan dan seperti Seal Compound (Ke yi yin) di propinsi Yunnan.
Selain fitur masing-masing, tinggal tradisional cenderung untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka dan menjadi terintegrasi dengan itu. Mereka diharapkan untuk berbaur dengan sekitar sungai dan pegunungan, sehingga memuji tetapi tidak pernah merusak keindahan alam. Nenek moyang kita memanfaatkan bahan lokal dan mengambil faktor-faktor alam menjadi pertimbangan setiap kali mereka membangun sebuah rumah.
Bird's view of si  he yuan in Dang Village, Hancheng, ShaanxiSi dia yuan di Cina utara memiliki atap dan dinding tebal dan halaman yang luas untuk menarik di bawah sinar matahari sementara ventilasi maksimum adalah fitur utama dari Diao lou jiao dalam iklim tropis jauh lebih hangat dari Cina selatan.
Si dia yuan Beijing mencerminkan suasana kerajaan formal dengan gaya simetris sementara kebun-tempat tinggal seperti yang terkenal Taman Master dari Nets di Suzhou, Provinsi Jiangsu, memberikan prioritas kepada perpaduan harmonis dengan alam. Pangeran Gong’s Mansion di Beijing merupakan terbesar di dunia Si dia yuan. Si Dia Yuan bervariasi secara substansial di lokasi yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, silahkan merujuk ke: Beijing Hutong dan pelataran, Senyawa Qiao dan Senyawa Wang di Pingyao, dan Dang Desa di Hancheng sekitar Xian dari Provinsi Shaanxi.
Si he yuan in Qiao Family Compound,  Pingyao, ShanxiDalam kaligrafi, karakter Cina dengan atap-komponen seperti berhubungan dengan berbagai rumah. Misalnya, dengan babi, itu adalah rumah; dengan sapi, adalah sebuah penjara, dengan kombinasi dari dua mulut itu berarti ‘banyak rumah‘ – itu adalah istana. karakter tersebut dikombinasikan dengan perempuan untuk ‘menyiratkan perdamaian dan keamanan. Logika di balik ini didasarkan pada dua lapisan makna. Pertama, ketika seorang wanita duduk tenang di rumah, itu berarti tidak ada perang. Kedua, ketika mereka tinggal di gua-gua yang sederhana di udara terbuka, nenek moyang kita menghadapi bahaya cuaca buruk, binatang liar dan suku bermusuhan. Dengan membangun rumah, mereka lebih baik dilindungi, sehingga ada keselamatan.
Tempat tinggal orang Cina muncul dalam bentuk yang berbeda. Sekitar Suzhou di Provinsi Jiangsu, ada banyak kota-kota tua terawat seperti Luzhi Town, Tongli Kota dan Zhouzhuang. Suasana damai di kota ini menarik banyak pengunjung datang untuk relaksasi dan penyegaran. Tempat tinggal etnis yang unik benar-benar pembuka mata. Di Provinsi Guizhou, Langde Etnis Minoritas Miao Village adalah tempat yang menarik untuk menemukan builing Miao unik’s – “Diaojiaolou” (rumah-rumah panggung). Kunjungi tempat-tempat yang indah, Anda akan tahu lebih banyak tentang arsitektur Cina yang penuh warna.
Bangunan ini dibangun pada masa perang sebagai komunitas perumahan aman. beberapa ratus keluarga dapat hidup di dalamnya, sedangkan hanya ada satu pintu masuk. lantai dua yang pertama tidak memiliki jendela sehingga pintu masuk dari luar sangat sulit.
selama perang dingin americans melihat gedung-gedung pada citra satelit dan berpikir mereka beberapa senjata besar atau sesuatu ancaman dan mengirim mata-mata atas untuk melihat lebih dekat …

source: ( https://adhvara.wordpress.com/2010/06/11/gaya-rumah-tradisional-china)